Pengikut

Rabu, 14 Maret 2012

evaluasi program BK disekolah


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Dalam melaksanakan program bimbingan disekolah terdapat berbagi komponen. Komponen-komponen disini ialah saluran-saluran untuk melayani para siswa, tenaga-tenaga bimbingan kependidikan lainnya, serta orang tua siswa.
Salah satu komponen bimbingan sebagaimana tertuang dalam skema di atas adalah evaluasi program adalah suatu usaha menilai efesiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan dan konseling disekolah pada khususnya, dan kegiatan-kegiatan dalam rangka program bimbingan dan konseling yang dikelola oleh staf bimbingan pada umumnya.
Sebagaimana halnya kegiatan-kegiatan pendidikan yang lain disekolah seperti kegiatan belajar-mengajar pada waktu-waktu tertentu harus dievaluasi untuk mengetahui apakah tujuan dari kegiatan itu tercapai. Demikian pula halnya dalam kegiatan-kegiatan bimbingan disekolah secara berkala harus dieavaluasi.
Program bimbingan dan konseling direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu untuk mengetahui sampai seberapa jauh tujuan-tujuan itu tercapai, dibutuhkan usaha tersendiri mengumpulkan data yang dapat memberikan indikasi tentang hal itu, dalam menafsirkan data yang telah terkumpul.

  1. Rumusan Masalah
1.      Pengertian Evaluasi Program BK di Sekolah?
2.      Prinsip, Tujuan, Jenis, Fungsi dan Prosedur Evaluasi Program BK di Sekolah ?
3.      Hambatan-Hambatan, Sumber Data, Aspek-Aspek Yang Di Evaluasi, Metode Dan Kriteria Evaluasi Program BK di Sekolah?
4.      Teknik-Teknik dan Langkah-Langkah Evaluasi Program BK di Sekolah?
















BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Evaluasi Program BK di Sekolah
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas akan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling terlebih dahulu perlu dibahas dan dikaji pengertian tentang eveluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling sebagai berikut[1]:
1.      Menurut Nana Sudjana, 1991.
Evaluasi adalah memberikan pertimbangan atau nilai berdasarkan kriteria tertentu
2.      Menurut Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja, 1986.
Evaluasi adalah upaya menelaah atau menganalisis program layanan BK yang telah dan sedang dilaksanakan untuk mengembangkan dan memperbaiki program bimbingan secara khusus dan program pendidikan di sekolah ( termasuk madrasah ) secara umum[2].
3.      Menurut W.S Winkel, 1991: 135
Evaluasi program bimbingan adalah mencakup usaha menilai efesiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan. Pelaksanaan evaluasi menuntut diadakan penelitian, dengan mengumpulkan data secara sistematis, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan.
4.      Menurut Sukardi, 1990: 47
Menyatakan eveluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling disekolah adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan[3].
5.      Menurut Dewa Ketut Sukardi, 1990: 47
Evaluasi program bimbingan adalah segala upaya tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang dilaksanakan.
Jadi pelaksanaan program bimbingan merupakan salah satu usaha untuk menilai efesiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling demi peningkatakn mutu program bimbingan dan konseling
6.      Menurut Fitri Wahyuni, 2009
Evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling adalah usaha penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan, pengembangan dan pengarahan staf[4].
            Berdasarkan pengertian diatas dapat dirumuskan bahwa:
a.       Evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan suatu usaha untuk menilai efensiensi dan efektivitas pelayanan bimbingan dan konseling demi peningkan mutu program bimbingan dan konseling.
b.      Evaluasi program bimbingan dan konseling ialah suatu usaha penelitian dengan cara mengumpulkan data secara sistematis, menarik kesimpulan atas dasar data yang diperoleh secara objektif, mengadakan penafsiran dan merencanakan langkah-langkah perbaikan, pengembangan dan pengarahan staf[5].
c.       Jadi dengan demikian dapat dikatakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil evaluasi itulah dapat diambil suatu kesimpulan apakah kegiatan yang telah dilakukan itu dapat dicapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efesien atau tidak, kegiatan perlu diteruskan atau tidak dan sebagainya[6].
Evaluasi program bimbingan dan konseling untuk:
1)          Meneliti secara periodik hasil pelaksanaan program BK agar dapat diketahui bagian program mana yang perlu ditingkatkan dan di perbaiki.
2)          Memperkuat asumsi atau perkiraan yang mendasari pelaksanaan program BK. Salah satu asumsi atau perkiraan yang berkenaan dengan evaluasi adalah apakah program dan layanan BK telah benar-benar efektif membantu siswa disekolah dan madrasah mengembangkan secara memuaskan perilaku yang positif.
3)          Melengkapi bahan-bahan informasi dan data yang diperlukan untuk pelayanan BK kepada siswa secara perorangan. Misalnyaprogram pengumpulan data ( testing ) yang mencakup kecerdasan, bakat dan tes hasil belajar, akan sangat membantu guru dan petugas-petugas bimbingan yang lainnya dalam menentukan jenis bantuan yang perlu diberikan kepada siswa.
4)          Untuk memperoleh dasar yang kuat sebagai kelancaran pelaksanaan program BK disekolah dan madrasah berkenaan dengan masyarakat[7].



  1. Prinsip, Tujuan, Jenis, Fungsi dan Prosedur Evaluasi Program BK di Sekolah
Ø  Prinsip-Prinsip Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Untuk mencapai tujuan dan terlaksananya fungsi program bimbingan dan konseling, pelaksanaannya harus dikelola seefisien dan seefektif mungkin selaras dengan pinsip-prinsip suatu program.
Menurut Gibson and Mitchell (1981), Depdikbud (1993), Fitri Wahyuni(2009). mengungkapkan beberapa prinsip yang harus diperankan dalam penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut:
a.       Evaluasi yang efektif menuntut pengenalan terhadap tujuan2 program.
b.      Evaluasi yang efektif memerlukan kriteria pengukuran yang jelas.
c.       Evaluasi melibatkan berbagai unsur yang professional[8].
d.      Menuntut umpan balik (feed back) dan tindak lanjut (follow-up) sehingga hasilnya dapat digunakan unt membuat kebijakan / keputusan.
e.       Evaluasi yang efektif hendaknya terencana dan berkesinambungan. Hal ini bahwa evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan kgiatan yang bersifat insidental, melainkan proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan[9].
Ø  Tujuan Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Kegiatan evaluasi bertujuan mengetahui keterlaksanaan kegiatan dan ketercapaian tujuan dari program yang telah ditetapkan.
1.      Tujuan Umum
Secara umum, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling bertujuan sebagai berikut:
a)      Mengetahui kemajuan program bimbingan dan konseling atau subjek yang telah memanfaatkan layanan bimbinga dan konseling.
b)      Mengetahui tingakt efesiensi dan efektifitas strategi pelaksanaan program bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.
c)      Secara operasional, penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ditujukan untuk[10]:
·     Meneliti secara berkala pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
·     Mengetahui tingakt efesiensi dan efektifitas dari layanan bimbingan dan konseling.
·     Mengetahui jenis layanan yang sudah atau belum dilaksanakan dan atau perlu diadakan perbaikan dan pengembangan.
·     Mengetahui sampai sejauh mana keterlibatan semua pihak dalam usaha menunjang keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
·     Memperoleh gambaran sejauh mana peranan masyarakat terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling.
·     Mengetahui sampai sejauh mana kontribusi program bimbingan dan konseling terhadap pencapaian tujuan pendidikan pada umumnya, TIK dan TIU pada khususnya.
·     Mendapat informasi yang kuat dalam rangka perencanaan langkah-langkah pengembangan program bimbingan dan konseling selanjutnya.
·     Membantu mengembangkan kurikulum sekolah untuk kesesuaian dan kebutuhan.[11]
2.      Tujuan Khusus
Sedangkan secara khusus tujuan evaluasi program bimbingan dan konseling adalah:
a)      Untuk mengetahui jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling apakah sudah ada atau belum diberikan kepada siswa di sekolah ( madrasah ).
b)      Untuk mengetahui efektivitas dan efesiensi layanan yang diberikan itu dalam fungsinya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan semua individu disekolah ( madrasah ) dan diluar sekolah ( madrasah ).
c)      Untuk mengetahui bagaimanakah sumbangan program bimbingan terhadap program pendidikan secara keseluruhan di sekolh ( madrasah ) yang bersangkutan.
d)     Untuk mengetahui apakah teknik-teknik atau program yang digunakan berjalan secara efektif dalam mencapai tujuan-tujuan bimbingan.
e)      Untuk mengetahui aspek-aspek lain apakah yang perlu dimasukkan kedalam program bimbingan untuk perbaikan layanan yang diberikan.
f)       Untuk membantu kepala sekolah ( madrasah ), guru-guru termasuk pembimbing atau konselor dalam melakukan perbaikan tata kerja mereka dalam memahami dan memenuhi kebutuhan tiap-tipa siswa.
g)      Untuk mengetahui dalam bagian-bagian manakah dari program bimbingan yang perlu diadakan perbaikan-perbaikan.
h)      Untuk mendorong semua personil bimbinga agar bekerja leih giat dalam mengembangkan program-program bimbingan.
i)        Menunjukkan sampai sejauh manakah sumber-sumber masyarakat telah digunakan atau diikutsertakan dalam program bimbingan untuk tujuan-tujuan pengembangan serta perbaikan program dan pelayanan bimbingan.[12]
Ø  Jenis Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
a.       Evaluasi Peserta Didik ( Input )
Pemahaman terhadap peserta didik yang mendapatkan bimbingan dan konseling penting dan perlu. Pemahaman mengenai peserta didik perlu dilakukan sedini mungkin.
Evaluasi jenis ini dimulai dari layanan pengumpulan data pada saat peserta didik diterima oleh dekolah bersangkutan. Adapun jenis data yang dikumpulkan dari peserta didik dapat berupa: kemampuan sekolastik, bakat, minat, kepribadian, prestasi belajar, riwayat kependidikan, riwayat hidup, citia-cita pendidikan atau jabatan, hobi dan penggunaan waktu luang, kebiasaan belajar, hubungan sosial, keadaan fisik dan kesehatan, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dan minat terhadap mata pelajaran sekolah.
b.      Evaluasi Program
Jenis evaluasi program ini dilakukan demi untuk peningkatan mutu program bimbingan dan konseling di sekolah dibagi menjadi beberapa kegiatan layanan, yaitu:
·         Layanan kepada peserta didik.
·         Layanan kepada guru.
·         Layanan kepada kepala sekolah.
·         Layanan kepada orang tua siswa atau masyarakat.
Kegiatan operasional dari masing-masing layanan hendaknya disusun dalam suatu sistematika tertentu. Jenis evaluasi pelaksanaan program ini memerlukan alat-alat atau instrumen evaluasi yang baik.[13]
c.       Evaluasi Proses
Dalam evaluasi proses, yang dievaluasi adalah proses pelayanan bimbingan dan konseling secara keseluruhan dari mulai perencanaan hingga pelaksanaan. Eveluasi proses ini bertujuan untuk mengetahui efesiensi dan efektivitas proses dan pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas proses bimbingan itu sendiri.[14]
Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam suatu program, dituntut suatu proses pelaksanaan yang mengarah kepada tujuan yang diharapkan. Didalam proses pelaksanaan program Bimbingan dan Konseling di sekolah banyak faktor yang terlihat khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan. Hal itu dapat diuraikan seperti berikut :
·     Organisasi dan administrasi program bimbingan.
·      Personal / petugas pelaksana.
·     Fasilitas dan perlengkapan.
·     Kegiatan Bimbingan.
·     Partisipasi guru.
·     Anggaran pembiayaan.[15]
d.      Evaluasi Hasil
Aspek yang paling penting keberhasilan suatu program dari pelaksanaan program itu sendiri. Untuk memperoleh gambaran tentang hasil yang diharapkan sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan dapat tercapai atau tidak, akan tercermin dalam diri siswa yang mendapat pelayanan bimbingan itu sendiri.
Hal – hal yang menyangkut diri siswa sesuai dengan tujuan pelayanan bimbingan dapat dilihat dalam segi :
a)      Pandangan para tamatan / lulusan tentang program pendidikan di sekolah yang telah ditempuhnya.
b)      Kualitas prestasi (performance) bagi tamatan / lulusan.
c)      Pekerjaan / jabata yang dilakukan oleh siswa yang telah menamatkan program pendidikannya .
d)     Proporsi tamatan / lulusan yang bekerja dan yang belum bekerja.[16]
Ø  Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:
1.      Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.
2.      Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah.[17]
Ø  Prosedur Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah
Dalam mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah dapat melalui prosedur sebagai berikut:
1)      Fase Persiapan
Pada fase persiapan ini terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi. Dalam kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi ini langkah-langkah yg dilalui adalah:
a.       Langkah pertama penetapan aspek-aspek yang dievaluasi. Aspek-aspek yang dievaluasi adalah:
·   Penentuan dan perumusan masalah yang hendak dipecahkanatau tujuan yang akan dicapai.
·   Program kegiatan bimbingan.
·   Personel atau ketenagaan.
·   Fasilitas teknik dan administrasi bimbingan.
·   Pembiayaan.
·   Partisipasi personel.
·   Proses kegiatan.
·   Akibat sampingan.[18]
b.      Langkah-langkah kedua penetapan kriteria keberhasilan evaluasi.
Misalnya, bila proses aspek kegiatan yang akan dievaluasi maka kriteria yang dapat dievaluasi ditinjau dari: lingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah.
c.       Langkah ketiga penetapan alat-alat/ instrument evaluasi.
Misalnya aspek proses kegiatn yang hendak dievaluasi dengan kriteria bagian b di atas, maka instrument yang harus digunakan ialah: ceklis, observasi kegiatan, tes situsasi, wawancara, dan angket
d.      Langkah keempat penetapan prosedur evalusi.
Seperti contoh pada butir b dan c di atas, maka prosedur evaluasinya mlalui: penelaahan, kegiatan, penelaahan hasil kerja, konfrensi kasus, dan lokakarya
e.       Langkah kelima penetapan tim penilaian atau evaluator .
Berkaitan dengan contoh diatas, maka yang harus menjadi evaluator dalam penilaian proses kegiatan ialah: ketua bimbingan dan konseling, kepala sekolah, tim bimbingan dan konseling, dan konselor.[19]
2)      Fase persiapan alat atau instrument evaluasi
Dalam fase kedua ini dilakukan kegiatan di antaranya:
a.       Memilih alat-alat atau instrumen evaluasi yang ada atau menyusun dan mengembangkan alat-alat evaluasi yang diperlukan.
b.      Penggandaan alat-alat instrumen evaluasi yang akan digunakan.
3)      Fase pelaksanaan kegiatan evaluasi
Dalam fase pelaksanaan evaluasi ini, evaluator melalui kegiatan, yaitu:
a.       Persiapan pelaksanaan kegiatan evaluasi;
b.      Melaksanakan kegiatan evaluasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.


4)      Fase menganalisis hasil evaluasi
Dalam fase analisis hasil evaluasii dan pengolahan data hasil evaluasi ini dilakukan mengacu kepada jenis datanya. Data-data itu, diantarnya:
a.       Tabulasi data;
b.      Analisis hasil pengumpulan data melalui statistik atau non-statistik
5)      Fase penafsiran atau interprestasi dan pelaporan hasil evaluasi.
Pada fase ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil analisis data dengan kriteria penilaian keberhasilan & kemudian diinterprestasikan dng memakai kode-kode tertentu, untuk kemudian dilaporkan serta digunakan dalam rangka perbaikan dan atau pengembangan program layanan Bimbingan Konseling. [20]

  1. Hambatan-Hambatan, Sumber Data, Aspek-Aspek Yang Di Evaluasi, Metode Dan Kriteria Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah.
Ø  Hambatan-Hambatan Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah.
Ada beberapa hambatan yang dirasakan sampai saat ini dalam evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu:
a)      Pelaksana bimbingan di sekolah tidak mempunyai waktu yang cukup memadai untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan program BK.
b)      Pelaksana bimbingan dan konseling memiliki latar belakang pendidikan yang bervariasi baik ditinjau dari segi jenjang maupun programnya, sehingga kemampuannya pun dalam mengevaluasi pelaksanaan program BK sangat bervariasi termasuk dalam menyusun, membakukan dan mengembangkan instrumen evaluasi.
c)      Belum tersedianya alat-alat atau instrument evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah yang valis, reliable, dan objektif.
d)     Belum diselenggarakannya penataran, pendidikan, atau pelatihan khusus yang berkaitan tentang evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling pada umumnya, penyusunan dan pengembangan instrumen evaluasi pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
e)      Penyelenggaraan evaluasi membutuhkan banyak waktu dan uang. Tidak dapat diragukan lagi untuk memulai mengadakan evaluasi tampaknya memerlukan baya yang cukup mahal dan perlu biaya yang banyak.
f)       Belum adanya guru inti atau instruktur BK yg ahli dlm bidang evaluasi pelaksanaan peogram BK di sekolah. Sampai saat ini kebanyakan yg terlibat dlm bidang ini adalah dari perguruan tinggi yang sudah tentu konsep dan kerangka kerjanya tidak berorientasi kepada kepentingan sekolah
g)      Perumusan kriteria keberhasilan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan yang tegas dan baku belum ada sampai saat ini. [21]
Ø  Sumber Data Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah.
Untuk mendapatkan data yang tepat dalam akurat dalam program evaluasi, program bimbingan dan konseling, diperlukan sumber data yang relevan. Adapun sumber data yang perlu di hubungi, sangat tergantung pada jenis data atau informasi yang di perlukan. Sumber-sumber data yang dapat dihubungi, yaitu:
1.      Kepala sekolah
2.      Wakil kepala sekolah
3.      Koordinator bimbingan dan konseling
4.      konselor sekolah
5.      Guru mata pelajaran
6.      Personel sekolah lainnya
7.      Siswa dan teman terdekatnya
8.      Orang tua dan masyarakat
9.      Para ahli atau lembaga-lembaga yang terkait
Yang dapat bertindak sebagai evaluator terutama koordinator bimbingan dan konseling, kepala sekolah dan pengawas sekolah.[22]
Ø  Aspek-Aspek Yang Di Evaluasi.
Menurut buku, “ bimbingan dan konseling “, terbitan direktorat tenaga kependidikan direktorat jendral peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan, departemen pendidikan nasional ( 2008: 30 ), Ada dua macam aspek kegiatan penilaian program kegiatan bimbingan, yaitu penilain proses dan penilaian hasil.
Penilaian proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana keefektivan layanan bimbingan dilihat dari prosesnya, sedangkan penilaian hasil dimaksudkan untuk memperoleh informasi keefektivan layanan bimbingan dilihat dari hasilnya. Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain:
1.      Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan;
2.      Keterlaksanaan program;
3.      Hambatan-hambatan yang dijumpai;
4.      Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar;
5.      Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan;
6.      Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat.[23]
Apabila dilihat dari sifat evaluasi, evaluasi bimbingan dan konseling lebih bersifat “penilaian dalam proses” yang dapat dilakukan dengan cara berikut ini.
1.      Mengamati partisipasi dan aktivitas siswa dalam kegiatan layanan bimbingan.
2.      Mengungkapkan pemahaman siswa atas bahan-bahan yang disajikan atau pemahaman/pendalaman siswa atas masalah yang dialaminya.
3.      Mengungkapkan kegunaan layanan bagi siswa dan perolehan siswa sebagai hasil dari partisipasi/aktivitasnya dalam kegiatan layanan bimbingan.
4.      Mengungkapkan minat siswa tentang perlunya layanan bimbingan lebih lanjut.
5.      Mengamati perkembangan siswa dari waktu ke waktu (butir ini terutama dilakukan dalam kegiatan layanan bimbingan yang berkesinambungan).
6.      Mengungkapkan kelancaran proses dan suasana penyelenggaraan kegiatan layanan.[24]
Ø  Metode atau Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah.
Pendekatan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling dapat dilakukan dengan berbagai cara dan kegiatan. Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelnggarakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu[25]:
a)      Metode survei.
Metode ini mungkin sering menggunakan metode evaluasi dalam setting sekolah. Metode ini dimaksudkan guna mendapatkan data tentang lingkungan, pengelolaan sikap dan pandangan personel sekolah lainnya, sikap dan pandangan siswa terhadapa program bimbingan.
Jadi metode survei ini merupakan usaha untuk mengenal keadaan sesungguhnya dari suatu sekolah secara menyeluruh sebagaimana adanya. Hal tersebut sangat berguna untuk menentukan kegiatan sekolah selanjutnya dalam rangka memperbaiki hal-hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, melengkapi kebutuhan yang belum terpenuhi, dan memperbaiki hubungan antara unsur-unsur yang mendukung kehidupan sekolah tersebut.
b)      Metode observasi.
Sebelum melaksanakan observasi dibutuhkan suatu rencana yang terinci, yang mencakup perilaku-perilaku siswa yang akan diamati, kapan yang akan diamati, oleh siapa yang akan diamati, akan direkam dengan cara yang bagaimana, dan akan diberi interpretasi eveluatif menurut apa. Jadi, sebelum observasi dilaksanakan, observer perlu membuat pedoman atau kriteria terlebih dahulu agar dapat yang diperoleh lebih terarah dan tepat. Unsur objektivitas dapat dikurangi dengan cara melibatkan banyak orang.
Dengan demikian, peencanaan yang rinci, pembuatan pedoman atau kriteria dan keterlibatan lebih dari satu orang dalam observasi akan diperoleh data yang lebih terarah, tepat dan objektif.[26]
c)      Metode eksperimental.
Bentuk ini yang paling tepat memerlukan dengan membentuk 2 kelompok siswa yang satu diantaranya dijadikan kelompok eksperimental dan kelompok yang lainnya menjadi kelompok kontrol, yaitu yang satu menjadi kelompok yang mendapat pelayanan bimbingan dan konseling dan kelompok yang lainnya tidak mendapat layanan bimbingan dan konseling.
Kalau hasil perkembangan dalam suatu periode tertentu dari kedua kelompok diperbandingkan, dari hasil perbandingan tersebut tampak sampai sejauh mana program bimbingan dan konseling dapat membantu perkembangan siswa yang memperolehnya.[27]
d)     Metode study kasus.
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang siswa yang dijadikan objek studi kasus. Sebelum melakukan studi kasus perlu ditetapkan hal-hal yang dianggap penting tentang diri seorang siswa (klien) yang berkaitan dengan usaha layanannya.
Metode studi kasus cukup banyak memakan waktu, akan tetapi memiliki beberapa keuntungan tertentu. Penekanannya pada perkembangan individu dan perkembangan kepribadiannya, disamping itu metode ini banyak manfaatnya bagi konselor dalam mengevaluasi efesiensi dan efektivitas kegiatan-kegiatan bimbingan yang dilaksanakannya.[28] 
Ø  Kriteria Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah
Penetapan kriteria sebagai patokan dalam evaluasi program bimbingan dan konseling sudah lama merupakan persoalan yang belum terpecahkan secara tuntas. Kriteria sebagai patokan untuk menevaluasi keberhasilan pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah adalah mengacu pada terpenuhi tidaknya kebutuhan-kebutuhan peserta didik dan pihak-pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung, berperan membantu peserta didik memperoleh perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. ( Sukardi, 1990: 48 ).[29]
Selain itu kriteria keberhasilan program pelayanan bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah juga bisa ditentukan dengan:
1.      Taraf keberhasilan siswa dalam belajar pada tingkat satuan pendidikan yang lebih tinggi.
2.      Perasaan puas dalam memangku jabatan di masyarakat.
3.      Aspirasi yang realistik dalam menyusun rencana masa depan.
4.      Frekuensi pengungkapan masalah yang mengganggu ketenangan hidup siswa berkurang.
5.      Hasil belajar di sekolah atau madrasah lebih baik ( meningkat ).
6.      Keterlibatan siswa dalam akademik meningkat.
7.      Jumlah siswa yang menimbulkan kasus problematika berkurang.
8.      Lebih banyak siswa yang memanfaatkan layanan-layanan bimbingan yang disediakan sekolah dan madrasah, misalnya layanan konseling.[30]

  1. Teknik-Teknik dan Langkah-Langkah Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah
Ø  Teknik-Teknik Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah
Kegiatan penyelenggaraan bimbingan dan konseling disekolah meliputi banyak aspek baik yang menyangkut SDM maupun instrumen pendukung kegiatan lainnya, yaitu sebagai barikut:
1)      Lingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah.
2)      Program kegiatan bimbingan.
3)      Personal atau ketenagaan.
4)      Fasilitas teknik dan fisik.
5)      Pengelolaan dan administrasi bimbingan.
6)      Pembiayaan.
7)      Partisipasi personal.
8)      Proses kegiatan
9)      Akibat sampinga
Bila aspek proses kegiatan yang hendak dievaluasi dengan kriteria pada bagian 1 di atas (Lingkungan bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah ), instrumen teknik yang harus digunakan adalah:
a.       Chek list
b.      Observasi kegiatan
c.       Tes situasi
d.      Wawancara
e.       Angket
Karena itu, metode atau pendekatan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, antara lain: Metode survei, metode observasi, metode eksperimental dan metode studi kasus.[31]
Ø  Langkah-Langkah Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling di Sekolah.
Dalam melaksanakan evaluasi program, ada beberapa hal yang harus ditempu sebagai berikut:
a)      Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan. Karena tujuan evaluasi adalah untuk memperoleh data yang diperlukan untuk mengambil keputusan, maka konselor perlu mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan hal-hal yang akan dievaluasi. Pertanyaan-pertanyaan itu pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok yang dievaluasi yaitu : (1) tingkat keterlaksanaan program (aspek proses), dan (2) tingkat ketercapaian tujuan program (aspek hasil).
b)      Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data. Untuk memperoleh data yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu menyusun instrumen yang relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu diantaranya inventori, angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, dan studi dokumentasi.
c)      Mengumpulkan dan menganalisis data. Setelah data diperoleh maka data itu dianalisis, yaitu menelaah tentang program apa saja yang telah dan belum dilaksanakan, serta tujuan mana saja yang telah dan belum tercapai.
d)     Melakukan tindak lanjut (Follow Up). Berdasarkan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan ini dapat meliputi dua kegiatan, yaitu (1) memperbaiki hal-hal yang dipandang lemah, kurang tepat, atau kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai, dan (2) mengembangkan program, dengan cara merubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektivitas program.

Penilaian di tingkat sekolah merupakan tanggung jawab kepala sekolah yang dibantu oleh pembimbing khusus dan personel sekolah lainnya. Di samping itu penilaian kegiatan bimbingan dilakukan juga oleh pejabat yang berwenang (pengawas bimbingan dan konseling) dari instansi yang lebih tinggi (Departemen Pendidikan Nasional Kota atau kabupaten).[32]
Sumber informasi untuk keperluan penilaian ini antara lain siswa, kepala sekolah, para wali kelas, guru mata pelajaran, orang tua, tokoh masyarakat, para pejabat depdikbud, organisasi profesi bimbingan, sekolah lanjutan, dan sebagainya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan berbagai cara dan alat seperti wawancara, observasi, studi dokumentasi, angket, tes, analisis hasil kerja siswa, dan sebagainya.
Penilaian perlu diprogramkan secara sistematis dan terpadu. Kegiatan penilaian baik mengenai proses maupun hasil perlu dianalisis untuk kemudian dijadikan dasar dalam tindak lanjut untuk perbaikan dan pengembangan program layanan bimbingan. Dengan dilakukan penilaian secara komprehensif, jelas dan cermat maka diperoleh data atau informasi tentang proses dan hasil seluruh kegiatan bimbingan dan konseling. Data dan informasi ini dapat dijadikan bahan untuk pertanggungjawaban/ akuntabiltas pelaksanaan program bimbingan dan konseling.[33]
























SECARA SKEMATIS EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING TERSEBUT DAPAT DIGAMBARKAN PADA BAGAN DIBAWAH
 




Bagan1. Skema Evaluasi Program
BAB III
PENUTUP

Ø  Kesimpulan
Dari paparan yang dikemukakan tersebut, dapatla ditarik suatu kesimpula mengenai evaluasi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut ini.
1.      Evaluasi adalah Jadi dengan demikian dapat dikatakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling merupakan suatu kegiatan yang sangat penting karena berdasarkan hasil evaluasi itulah dapat diambil suatu kesimpulan apakah kegiatan yang telah dilakukan itu dapat dicapai sasaran yang diharapkan secara efektif dan efesien atau tidak, kegiatan perlu diteruskan atau tidak dan sebagainya
2.      Tujuan dari dilakukannya evalusi pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling adalah untuk mengetahui sejauh mana ketercapaian program layanan bimingan tersebut.
3.      Prosedurnya meliputi fase persiapan, fase persiapan alat/instrument evaluasi, fase pelaksanaan kegiatan evaluasi, fase menganalisis hasil evaluasi, fase penafsiran atau interprestasi dan pelaporan hasil evaluasi.
4.      Prinsip yang harus diperankan dalam penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu sebagai berikut:
a.   Evaluasi yang efektif menuntut pengenalan terhadap tujuan2 program.
b.  Evaluasi yang efektif memerlukan kriteria pengukuran yang jelas.
c.   Evaluasi melibatkan berbagai unsur yang professional[34].
d.  Menuntut umpan balik (feed back) dan tindak lanjut (follow-up) sehingga hasilnya dapat digunakan unt membuat kebijakan / keputusan.
e.   Evaluasi yang efektif hendaknya terencana dan berkesinambungan. Hal ini bahwa evaluasi program bimbingan dan konseling bukan merupakan kgiatan yang bersifat insidental, melainkan proses kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan
5.      Jenisnya meliputi, Evaluasi Peserta Didik ( Input ), Evaluasi Program, Evaluasi Proses, Evaluasi Hasil.
6.      Adapun fungsi evaluasi program bimbingan dan konseling di sekolah adalah:
a)  Memberikan umpan balik (feed back) kepada guru pembimbing konselor) untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling.
b)  Memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, guru mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK di sekolah.
7.      Ada beberapa metode yang digunakan untuk menyelnggarakan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling, yaitu metode survei, metode observasi, metode eksperimental dan metode studi kasus.
8.      Ada beberapa hambatan yang dirasakan sampai saat ini dalam evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, yaitu:
a)      Pelaksana bimbingan di sekolah tidak mempunyai waktu yang cukup memadai untuk melaksanakan evaluasi pelaksanaan program BK.
b)      Pelaksana bimbingan dan konseling memiliki latar belakang pendidikan yang bervariasi baik ditinjau dari segi jenjang maupun programnya, sehingga kemampuannya pun dalam mengevaluasi pelaksanaan program BK sangat bervariasi termasuk dalam menyusun, membakukan dan mengembangkan instrumen evaluasi.
9.      Sumber-sumber data yang dapat dihubungi, yaitu: Kepala sekolah, Wakil kepala sekolah, Koordinator bimbingan dan konseling, konselor sekolah, Guru mata pelajaran, Personel sekolah lainnya, Siswa dan teman terdekatnya, Orang tua dan masyarakat, Para ahli atau lembaga-lembaga yang terkait Yang dapat bertindak sebagai evaluator terutama koordinator bimbingan dan konseling, kepala sekolah dan pengawas sekolah.
10.  Aspek yang dinilai baik proses maupun hasil antara lain: Kesesuaian antara program dengan pelaksanaan, Keterlaksanaan program, Hambatan-hambatan yang dijumpai, Dampak layanan bimbingan terhadap kegiatan belajar mengajar, Respon siswa, personil sekolah, orang tua, dan masyarakat terhadap layanan bimbingan, Perubahan kemajuan siswa dilihat dari pencapaian tujuan layanan bimbingan, pencapaian tugas-tugas perkembangan, dan hasil belajar; dan keberhasilan siswa setelah menamatkan sekolah baik pada studi lanjutan ataupun pada kehidupannya di masyarakat.
11.  Dalam melaksanakan evaluasi program, ada beberapa hal yang harus ditempu sebagai berikut:
a)      Merumuskan masalah atau beberapa pertanyaan.
b)      Mengembangkan atau menyusun instrumen pengumpul data
c)      Mengumpulkan dan menganalisis data.
d)     Melakukan tindak lanjut (Follow Up).






DAFTAR PUSTAKA
Ketut Dewa Sukardi. , 2008. Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Tohirin, 2009. Bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah. Jakarta: Rajawali,
Salahuddin Anas, 2010. Bimbingan dan konseling. Bandung: Pustaka setia,
Ketut Dewa Sukardi, 1995.Proses bimbingan dan penyuluhan disekolah. Jakarta: Rineka Cipta http://mariberlari.blogspot.com/2011/03/evaluasi-program-bimbingan-konseling.html


[1] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. ( Jakarta: Rineka Cipta, 2008 ), hal 248-249
[2] Tohirin, bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah. ( Jakarta: Rajawali, 2009 ), hal 347
[3] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 249
[4] Anas salahuddin,  Bimbingan dan konseling. ( Bandung: Pustaka setia, 2010 ), hal 217
[5] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 249
[6] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 248
[7] Tohirin, bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah. Hal 349
[8] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 254-255
[9] Anas salahuddin,  Bimbingan dan konseling. Hal 219
[10] Ibid. hal 219
[11] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 250
[12] Tohirin, bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah. Hal 350
[13] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 251
[14] Tohirin, bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah. Hal 353

[15] Dewa ketut sukardi, Proses bimbingan dan penyuluhan disekolah. ( Jakarta: Rineka Cipta, 1995 ), hal 105-106
[17] Anas salahuddin,  Bimbingan dan konseling. Hal 220
[18] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 255-256
[20] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 257
[21] Ibid. hal 253-254
[22] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 260
[23] Anas salahuddin,  Bimbingan dan konseling. Hal 220-221
[25] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 257
[26] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 258
[27] Dewa ketut sukardi, Proses bimbingan dan penyuluhan disekolah. Hal 251-252
[28] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 259-260
[29] Ibid. hal 260
[30] Tohirin, bimbingan dan konseling disekolah dan madrasah. Hal 352

[31] Anas salahuddin,  Bimbingan dan konseling. Hal 224
[32] Ibid. hal 222
[34] Dewa ketut sukardi, Pengantar pelaksanaan program bimbingan sekolah. Hal 254-255